Dalam Artikel ini saya akan membahas lebih lanjut persoalan yang saya angkat pada postingan yang sebelumnya yaitu kesalahan fatal dalam rumusan shalat dan berbagai konsekuensinya.
Dalam Artikel sebelunya tersebut saya menjelaskan bahwa dalam rumusan shalat terdapat semangat penghakiman terhadap golongan lain. Karena Tuhan tidak akan mendengarkan doa yang menghakimi sesamanya di hadapan-Nya maka shalat yang di praktekan oleh 1½ miliar umat muslim di dunia saat ini adalah sebuah ritual yang sia-sia, mungkin sebagian muslim menolak pernyataan ini dan mengatakan di dalam shalat mereka sama sekali tidak menghakimi golongan lain, tapi itu pembelaan yang sia-sia.
Dalam Artikel sebelunya tersebut saya menjelaskan bahwa dalam rumusan shalat terdapat semangat penghakiman terhadap golongan lain. Karena Tuhan tidak akan mendengarkan doa yang menghakimi sesamanya di hadapan-Nya maka shalat yang di praktekan oleh 1½ miliar umat muslim di dunia saat ini adalah sebuah ritual yang sia-sia, mungkin sebagian muslim menolak pernyataan ini dan mengatakan di dalam shalat mereka sama sekali tidak menghakimi golongan lain, tapi itu pembelaan yang sia-sia.
Sama seperti menghadapi soal Muhammad ﷺ yang Pendofil, banyak Muslim yang membantah dengan berbagai Argumen. Tapi apa pun argumen mereka, itu tidak menghapus fakta bahwa Muhammad ﷺ memang mengawini Aisya saat anak itu masih berusia 6 tahun dan menidurinya sebagai suami istri saat Aisya berusia 9 tahun!. Demikian juga dengan shalat, bantahan mereka tidMengapa mengubah fakta bahwa dalam shalat memang terdapat rumusan yang bersifat menghakimi golongan lain!.
MARI KITA PERIKSA.
Apakah dalam shalat muslim menyebut golongan lain?. Ya!.
Dalam doa Iftitah terdapat di golongi golongan Islam dan kaum musryk juga dalam Alfatiha disebukan soal kaum yang di murkai Tuhan yaitu Yahudi dan kaum yang sesat yaitu Kristen maka jelas dalam shalatnya muslim menyebut golongan lain.
Lalu dalam konteks apakah muslim menyebut golongan-golongan lain itu, apakah untuk berdamai dengan mereka atau untuk mendoakan dan meminta berkat bagi mereka? Samasekali bukan!.
Golongan lain disebut dalam konteks dismikrasi antara golongan muslim yang di benarkan dan golongan non muslim yang di persalahkan!. Suka atau tidak suka ini adalah sebuah bentuk penghakiman di hadapan Tuhan.
Doa dalam shalat kurang lebih sama dengan semangat doa orang Farisi yang di ceritakan oleh Yesus. Bagaimana pun muslim mencoba membantah ini tidak akan dapat ini menghilangkan fakta adanya semangat penghakiman yang begitu jelas dalam rumusan shalat!.
Bandingkan ini dengan doa pemungut cukai yang merendahkan diri dan berdoa seperti ini, "Ya Allah kasihanilah aku orang berdosa". Perbedaannya sangat kontras. Pemungut cukai dalam perumpamaan Injil, samasekali tidak menyebut golongan lain manapun, ia hanya datang ke pada Tuhan sebagai orang berdosa yang membutuhkan belas kasihan Tuhan titik.
Dalam perumpamaan Injil tersebut konkrisnya jelas, Tuhan tidak mendengarkan doa orang Farisi dan sebaliknya Ia mendengarkan doa sederhana si pemungut cukai. Berdasarkan ini maka saya dapat mengatakan bahwa shalat yang dilakukan muslim tidak akan di dengarkan Tuhan.!. Lalu bagaimana shalat yang diajarkan Muhammad ﷺ dan di praktekkan selama berabad-abad dapat memiliki kesalahan fatal seperti ini?.
Jawabannya Muhammad ﷺ nabi terbesar dalam Islam samasekali tidak mengenal Tuhan, Muhammad ﷺ tidak tahu bahwa Tuhan mengasihi semua orang baik orang benar maupun orang berdosa, Muhammad ﷺ justru tidak tahu bahwa demi orang berdosa Tuhan turun kedunia Muhammad ﷺ mengira bahwa Tuhan hanya mengasihi muslim dan membenci non Muslim (Qs.3:32), itu sebabnya dia berdoa dengan semangat penghakiman dan mengajarkan demikian kepada semua pengikutnya. Semoga dengan penjelasan ini saudara-saudaraku kaum muslim dapat memahami kesalahan Fatal dalam rumusan shalat yang dengan susah payah mereka praktekkan lima kali dalam sehari selama bertahun-tahun.
SHALAT BUKAN HANYA SIA-SIA TAPI JUGA BERBAHAYA!.
Berikut ini saya akan menambahkan masalah penting yang belum saya angkat dalam Artikel sebelumnya, ini akan membantu kita memahami bahwa shalat bukan hanya ritual yang sia-sia tapi lebih dari itu shalat juga sangat berbahaya!. Untuk membantu memahami ini saya akan kutip perkataan Yesus dalam Injil,
"Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu..." (Matius 5:23-24). Dalam ayat ini Yesus mengajarkan kita untuk datang menghadap Tuhan dalam semangat Damai dan Rekonsiliasi bukan dengan menyimpan semangat permusuhan, itu yang di kehendaki-Nya!.
Mengapa demikian?. Berdoa bukan sekedar untuk menjalin komunikasi dengan Tuhan, berdoa juga berpungsi membangun dan menata kemanusiaan kita.
Langkah pertama untuk membangun kemanusiaan kita adalah dengan melakukan rekonsiliasi baik dengan Tuhan maupun dengan sesama, maka dalam doa demikian,, kita mengatakan demikian, "Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami." Jika semangat rekonsiliasi membangun kemanusiaan kita sebaliknya semangat permusuhan yang di bawa kedalam doa dapat merusak kemanusiaan kita!. Itu sebabnya Tuhan menghendaki kita berdamai lebih dahulu sebelum mempersembahkan persembahan di depan Mezbah.
NAH.. BAGAIMANAKAH KONSEP SHALAT DALAM KONTEKS INI?.
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya dalam shalat terdapat semangat penghakiman terhadap golongan non muslim, itu rumusan yang sudah baku dan tidak dapat di ubah. Dengan demikian melakukan shalat yang di lakukannya, muslim terus memupuk perbedaan antara kami dengan mereka, antara muslim dengan non muslim. Ini jelas bukan semangat rekonsiliasi dan damai tapi semangat kebencian dan permusuhan, dengan demikian melalui shalat yang di lakukannya, seorang muslim tidak membangun kemanusiaannya tapi sebaliknya malah merusaknya!. Semakin rajin seorang muslim melakukan shalat semakin rusak pula kemanusiaannya akibat semangat kebencian terhadap golongan lain yang terus menerus di pupuk.
Bayangkan shalat dengan semangat diskriminatif dan permusuhan ini dilakukan muslim sebanyak 5X sehari selama bertahun-tahun, kemanusiaan mereka akan pasti rusak parah oleh semangat kebencian terhadap golongan lain yang tanpa sadar terus di tanam dan di pelihara selama bertahun-tahun!. Bahkan karena dalam shalat secara spesifik di sebutkan golongan Yahudi yaitu golongan yang di murkai Allah dan golongan Kristen yaitu kaum yang tersesat kita tahu sumber kebencian muslim yang mendarah daging terhadap orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen, ini sebuah bom waktu yang siap meledak setiap saat.
Persoalan sekecil apapun dapat sebagai pemicu seorang muslim untuk melalukan sebuah aksi Jihad terhadap golongan lain terutama golongan Yahudi dan Kristen.
MUNGKIN ADA YANG MENYANGKA INI DENGAN FAKTA BAHWA SEBAGIAN BESAR MUSLIM ADALAH ORANG-ORANG YANG BAIK DAN TOLERAN DAN SEBAGIAN KECIL SAJA CENDERUNG RADIKAL.
Bisa jadi memang demikian tapi itu tidak lebih karena sebagian besar muslim tidak taat dalam menjalankan kewajibannya atau mereka menjalankan shalat tanpa memahami artinya. Kalau saja mereka mengerti arti-arti doanya, cepat atau lambat mereka akan menjadi muslim yang siap melakukan Jihad. Dengan memahami ini kita semakin tahu bahwa sumber semangat Teroris dan Jihad bukan hanya dari ayat-ayat Al-Qur'an yang turun di priode Madinah atau dari khotbah-khotbah penuh hasutan yang di lakukan para Ulama radikal tapi juga dari shalat yang wajib di lakukan setiap muslim sebanyak 5X sehari. Jadi akar Kekerasan dan Terorisme dalam Islam ternyata akan jauh lebih besar dan lebih patal dari apa yang di duga banyak orang selama ini.
Ini problem besar bagi upaya dunia memerangi Terorisme melakukan Re-interpertasi Al-Qur'an dengan maksud meneteralisir ayat-ayat Pedang periode Madinah tidak lagi cukup! Demikian juga upaya untuk mengawasi ulama-ulama dan kelompok radikal. Upaya Reformasi terhadap shalat mutlak harus dilakukan karena justru dari shalat inilah semangat kebencian terhadap golongan lain ditanamkan kedalam jiwa-jiwa muslim setiap hari!. Tapi bisakah shalat direformasi? Jawabnya tidak mungkin!. Maka satu-satunya cara yang tersisa adalah dengan mengajak semua muslim yang dapat menggunakan akal sehat dan masih memiliki hati Nurani dan menghargai kemanusiaannya untuk segera meninggalkan Islam selagi masih ada kesempatan. Islam bukanlah agama yang berasal dari Tuhan, Islam adalah kultus kekerasan yang bersal dari si jahat!. Dari buah-buahnya kita bisa mengetahui hal ini.
Saudara-saudaraku kaum muslim, tinggalkanlah Islam dan bukalah hatimu bagi Kristus. Ia adalah Tuhan yang mengasihi semua orang dan tidak membeda-bedakan siapa pun!. Dalam Dialah jiwa kalian akan menemukan kedamaisn sejati dan keselamatan abadi.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar